Anda memasuki Blognya Adinevva silahkan membaca dan berbagi Ilmu

Ibote.net


ibote.net

Me @nD Ibote..

Me @nD Ibote..
Adinevva

Silahkan berbagi ilmu

Kamis, 25 April 2013

TIPS BAYI ( SEMUA ADA... )

Pola Buang Air Kecil dan Air Besar

Pola buang air kecil (BAK) setiap bayi berbeda-beda – sangat dipengaruhi oleh seberapa sering ia makan. Hingga usia 3 bulan, biasanya bayi akan BAK setiap jam. Selanjutnya, hingga ia berusia 12 bulan, selang waktunya akan bertambah menjadi setiap 2-3 jam.
Yang perlu Anda waspadai adalah jika Anda menemukan kasus-kasus berikut pada buah hati Anda:
  • Dalam 24 jam BAK-nya tidak sampai 3 kali
  • Warna urine berubah menjadi pucat
  • Terdapat darah pada urine
  • Terlihat ia kesakitan setiap kali BAK

Pola Buang Air Besar (BAB)

Jangan kaget lho, ternyata frekuensi BAB pada bayi sangat bervariasi. Ada yang BAB-nya 4-10 kali tiap harinya, ada juga bahkan yang sebaliknya – hanya 1 kali setiap 3-4 hari. Ketika usia si kecil beranjak 1 bulan, maka frekeuensi BAB-nya biasanya kurang dari 4 kali setiap harinya, bahkan bisa hanya 1 kali dalam seminggu. Semua ini masih tergolong normal…

Warna dan Konsistensi Feses

Mengenai warna dan konsistensi feses/tinja bayi, keduanya dipengaruhi oleh cara makan dan bahan makanan yang dikonsumsinya. Jika bayi Anda dalam masa ASI Eksklusif, biasanya konsistensinya lembek, berair, berwarna kuning tua dan berbiji-biji. Jika ia meminum susu formula, biasanya fesesnya lebih padat dan berwarna kecoklatan.
Terkadang bayi terlihat mengejan hingga wajahnya memerah ketika BAB, bahkan ada yang sampai menangis. Reaksi seperti ini tergolong normal kok. Yang penting, perhatikan konsistensi fesesnya – bila tidak keras, berarti ia tidak sembelit. Sebaliknya, bila fesesnya keras, kering dan sulit dikeluarkan, maka itu pertanda konstipasi/sembelit, walaupun frekuensi BAB-nya bisa saja beberapa kali dalam sehari.
Bayi yang mengkonsumsi ASI jarang menderita sembelit…

Diare

Bayi yang menderita diare, selain frekuensi BAB-nya sering, fesesnya juga sangat lembek, bahkan berair dan keluar seperti menyemprot. Ia beresiko mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).
Terakhir, hubungi dokter jika:
  • Sering BAB, fesesnya cair dan banyak
  • Feses sangat berair dan berbau
  • Anus dan sekitarnya memerah
  • Feses berwarna sangat pucat
  • Terdapat darah segar di popok

    bayi BAB

    Pola buang air besar pada bayi memang berubah-ubah. Nah bagaimana Anda bisa tahu bahwa pola buang air besar pada bayi Anda masih tergolong normal?

    Pola Buang Air Besar Bayi Pada Umumnya

    Untuk bayi yang baru lahir, normalnya ia akan buang air besar hingga sebanyak 4 kali setiap hari. Ini akan berlangsung sampai ia berusia 7 hari. Untuk anak berusia 2 tahun, termasuk normal jika ia dapat buang air besar (BAB) 1-2 kali tiap harinya. Anak usia 4 tahun sudah sama pola BAB-nya dengan orang dewasa – 1 kali setiap hari.

    Nah, karena tidak setiap anak memiliki pola yang persis sama, maka umumnya seorang bayi atau anak akan dianggap mengalami sembelit, jika ia tidak BAB hingga 2 minggu atau lebih.

    Oleh karena itu, Anda tidak perlu terlalu khawatir jika melihat bayi Anda sepertinya berjuang keras, bahkan terkadang sampai memerah ketika sedang BAB, padahal terkadang fesesnya encer dan tidak keras. Dia kan masih belajar! Anda juga harus ingat… bayi Anda melakukan BAB sambil berbaring lho, tidak seperti orang dewasa… Jadi, reaksi-reaksi seperti ini masih tergolong normal.

    Kapan Situasinya Menjadi Gawat?

    Jika Anda mendapati bayi Anda mengalami kondisi seperti berikut ini, maka segeralah periksakan ke dokter:
    1. Feses/kotoran yang keras
    2. Demam
    3. Terdapat darah pada kotorannya
    4. Berat badannya sulit naik
    5. Gagal BAB untuk pertama kalinya dalam 24 jam setelah kelahiran

    Bayi dalam Periode ASI Eksklusif

    Jika bayi Anda masih dalam periode ASI eksklusif -alias belum memperoleh asupan selain ASI- maka masih tergolong normal jika ia tidak BAB hingga 1 minggu. Bahkan terkadang setelah 1 minggu pun fesesnya sama sekali tidak keras.
    Hal ini disebabkan oleh ASI yang masih sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi Anda dan ini juga berarti sebagian besar ASI dapat diserap dengan baik oleh tubuhnya.

    Bayi Muntah Setelah Diberi ASI

     Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius .
    Samakah gumoh dan muntah pada bayi?
    Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti illustrasi air yang mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung.
    Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap
    harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5 persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal, Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
    Penyebab Gumoh Bayi:
    1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
    Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
    2. posisi menyusui.
    - Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
    - pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
    3.?Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
    Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
    4. fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
    5. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
    Cara meminimalisir Gumoh atau muntah bayi :

    1. Hindari memberikan ASI/susu saaBayi Sembelit: Susah Buang Air Besar Pada Bt bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu.
    2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
    3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
    4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
    5. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
    6. Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi Anda gumoh.
    7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
    8. jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
    9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
    Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
    10. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
    Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
    11. Hindari bayi tersedak.
    bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
    Perlu OBSERVASI
    Adalah sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayii Anda yang mengarah pada hal patologis. Anda tak perlu khawatir jika :
    ·         Berat badan bertambah (dalam rentang normal)
    ·         bayi tampak senang
    ·         pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
    Sebaliknya, Anda perlu khawatir jika:
    ·         Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan
    ·         Infeksi dada berulang
    ·         Muntah disertai darah
    ·         Bayi dehidrasi
    ·         Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
    Tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayiantara lain:
    1. Bayi tidak tenang/selalu rewel/gelisah sepanjang waktu
    2. Bayi tidak ingin menyusu /tidak nafsu
    3. Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu
    4. Bayi muntah /gumoh secara berlebihan yang berulang dan sering.

    Perkembangan Bayi 0-4 Bulan


    Untuk mengetahui apakah bayi Anda terlahir dalam keadaan sehat, Anda bisa membacanya di “Kelahiran Bayi Sehat“. Selanjutnya, berikut perkembangan bayi normal sejak usia 0-4 bulan…

    Bulan ke-1

    Jangan panik kalau bagian punggung atau pantat si kecil ada kulit yang biru seperti lebam, atau keabu-abuan. Bercak ini biasanya hilang setelah usianya melewati 1 tahun.
    Jangan panik juga jika bentuk kepala bayi Anda kurang simetris, karena ia baru saja melewati jalan yang sempit, yaitu pinggul sang ibu. Matanya mungkin akan tampak sedikit membengkak, hidungnya masih sangat pesek dan kupingnya terlihat agak aneh. Dia akan terus “memperbaiki” penampilannya kok…
    Bahkan pada sebagian bayi, Anda bisa melihat bagian lunak di bagian atas kepalanya berdenyut. Ini masih termasuk normal.
    Pada beberapa hari pertama, mata si kecil biasanya akan terus menutup. Setelah itu matanya akan mampu terus terbuka untuk waktu yang lebih lama. Ia akan bisa melihat wajah Anda pada jarak sekitar 20 cm.
    Pada tahap ini bayi bisa menggerakkan dan memutar kepalanya untuk mencari susu ibunya, bisa meregangkan tangannya, serta mengenggam jari Anda dengan kepalan tangannya.

    Bulan ke-2

    Pada tahap ini gerakan tubuhnya akan semakin membaik. Ia bisa menggapai benda-benda yang menarik perhatiannya, bisa memegang benda kecil dengan gengamannya walapaun hanya sebentar, bahkan ia sudah bisa menepuk-nepuk benda yang disenanginya.
    Cobalah tersenyum kepadanya… jangan kaget kalau ia tersenyum balik kepada Anda. Coba pula membuat berbagai bunyi di dekatnya tanpa membuatnya terkejut. Sebagian bayi akan mendengarkan bunyi tersebut dengan seksama, sementara sebagian lainnya mungkin malah akan menangis.
    Pada akhir tahap ini, sebagian bayi sudah mulai bisa mengangkat kepalanya dan mencoba melihat ke sekeliling ruangan.
    Jika bayi Anda senang, maka ia akan membuat berbagai respon, seperti memandang wajah Anda, mencoba meraih Anda dengan tangannya, tersenyum dan mengoceh.
    Sebaliknya, jika ia sedang kesal, maka respon yang dibuatnya antara lain memalingkan wajahnya dari Anda, menangis, meronta, serta bernafas dengan cepat.
    Si kecil juga sudah mulai suka bereksplorasi menggunakan mulutnya dengan menghisap apa saja yang bisa dan nyaman untuk dihisap. Ia mulai banyak bereksperimen dengan suaranya, serta jarak pandangnya pun bertambah hingga beberapa meter ke depan.

    Bulan ke-3

    Si kecil sudah semakin kuat mengangkat kepalanya jika Anda baringkan ia dalam posisi tengkurap. Bahkan tidak jarang yang sudah bisa mengangkat badannya sedikit pada posisi ini.
    Ia pun semakin mahir menggunakan tangannya. Ia akan senang menyentuh, memegang, serta memukul-mukul dengan kedua tangannya. Ia juga akan sangat menyukai melihat bayangannya sendiri di cermin.
    Pada tahap ini, bayi akan mulai mengenali wajah orang dekatnya dan berbagai benda yang akrab dengannya.

    Bulan ke-4

    Bayi Anda akan mengamati berbagai ekspresi wajah Anda dan menirunya. Sebagian bayi ada yang sudah bisa berguling ke posisi tengkurap sendiri pada tahap ini. Namun akan lebih mudah baginya untuk berguling dari posisi tengkurap ke posisi terlentang.
    Sebagian bayi ada yang sudah mulai muncul giginya pada tahap ini, walaupun ini sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan.
    Demikianlah garis besar perkembangan bayi Anda sejak usia 0-4 bulan. Yang perlu Anda ingat adalah bahwa setiap  bayi memiliki tahapan perkembangan yang unik.
    Jika bayi Anda agak lamban perkembangannya, jangan langsung panik… kebanyakan masih berada dalam batasan kewajaran.

    Tanda & Penyebab Bayi Tidak Mendapat Cukup ASI
    googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1362700605720-0'); });
    Ada sejumlah tanda yang menunjukkan pada anda bahwa bayi tidak mendapat cukup ASI. Jika bayi anda disusui kurang dari delapan kali dalam waktu 24 jam, kencing sedikit yang bisa terlihat hanya dari beberapa popok saja yg diganti, mengeluarkan air kemih yang tampak mengandung "debu batu bata" berwarna kemerahan, atau buang air besar kurang dari satu kali dalam sehari sesudah menyusu, ada kecenderungan besar bahwa bayi mengalami masalah dengan kenaikan berat badannya.
    Jika anda menemukan tanda-tanda seperti tercantum di atas, segera hubungi dokter anak anda dan mintalah untuk memeriksa dan menimbang bayi. Bawalah segera bayi anda ke dokter anak jika mengalami hal-hal berikut:
    - Bayi tampak terus menerus lapar dan jarang terlihat puas sehabis menyusu
    - Lemas dan tidak berminat menyusu sama sekali
    - Mempunyai selaput lendir di mulut yang kering (mulut bayi tidak mengkilap dan tidak tampak basah)
    - Kulitnya tetap tegang saat anda dengan lembut mencubit kulit lengan, kaki atau perutnya dan melepaskannya
    - Mata, muka, dada, kaki, atau perutnya  berwarna kuning
    Sebagian besar bayi kehilangan 5-10% beratnya dari berat lahir pada hari ketiga atau empat kehidupannya. Begitu susu transisional keluar, bayi akan mengalami kenaikan berat badan yang mapan. Bayi cukup bulan biasanya mendapatkan kembali berat badan lahir pada hari kesepuluh atau keempat belas.
    Jika berat badan bayi anda tidak  mengikuti pedoman di atas, anda mungkin tidak memproduksi cukup ASI dan anda perlu mencopba beberapa upaya untuk meningkatkan pasokan ASI. Selain itu, kadang-kadang masalah kenaikan berat badan tidak disebabkan oleh produksi ASI yang tidak cukup, tetapi ketidakmampuan bayi untuk mengisap cukup ASI.
    Produksi ASI atau asupan yang kurang memadai bagi bayi dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

    Ketidakefektifan Menempelkan Mulut

    Jika bayi tidak dapat menempelkan mulutnya dengan baik pada payudara, ia tidak akan mendapat cukup air susu. Salah satu tanda dari keadaan ini yaitu puting yang sangat nyeri dan pecah-pecah. Keadaan ini terjadi jika payudara sangat besar, bayi prematur, sakit atau mempunyai kondisi neurologi yang mengganggu kemampuannya untuk menghisap. Jika anda tidak dapat membantu bayi untuk meletakan mulutnya dengan efektif, mintalah bantuan ahli. Makin cepat anda meminta bantuan, makin cepat pula masalah dapat diatasi.

    Pemberian ASI yang Terjadwal

    Seorang bayi yang baru lahir, khususnya bayi yang pertumbuhannya lambat, perlu disusui lebih sering daripada pola tiga atau empat jam sekali. Semua bayi yang baru lahir perlu disusui pada malam hari. Jangan menunda-nunda pemberian ASI. Susui bayi kapanpun ia menunjukkan minat menyusu dan pastikan bahwa bayi menyusu selama yang ia inginkan.

    Menyusu Hanya Dari Satu Payudara

    Memberikan hanya satu payudara setiap kali menyusui akan menyebabkan produksi ASI tidak memadai dan membatasi jumlah susu yang diterima. Gantilah ke payudara sebelah sesudah bayi selesai menyusu pada payudara yang satu.

    Bayi Tidur Lama

    Sebagian besar orang tua akan senang jika bayinya banyak tidur, tetapi jika bayi anda tidur terlalu lama dan tanpa menyusu, itu artinya ia tidak akan mendapat cukup ASI. Cobalah bangunkan bayi setiap 2 atau 4 jam sekali pada malam hari

    Gaya Hidup si Ibu

    Stress berlebihan, rangsang yang kurang memadai pada puting dan konsumsi alkohol, kafein serta rokok yang berlebihan dapat mengganggu pemberian pasokan ASI kepada bayi. Pilihlah gaya hidup yang sehat. Gaya hidup sehat yang dipilih si ibu, tentunya juga akan menurun kepada bayi yang sedang disusunya.

    Pasokan ASI yang tidak memadai

    Kadang bayi tidak mendapat cukup ASI karena si ibu tidak memproduksi cukup air susu untuk memenuhi kebutuhan bayi akan ASI. Jika pasokan terasa kurang, cobalah ikuti hal-hal berikut:
    - Seringlah menyusui, setidaknya 8 sampai 12 kali sehari
    - Jangan pernah membatasi pemberian ASI
    - Pastikan bayi dapat menempelkan mulut dengan baik pada payudara dan bahwa anda dapat mendengarnya menelan sewaktu ia menghisap.
    - Bawalah serta bayi ke tempat tidur dan susui dengan berkontak kulit ke kulit. Berbaringlah selama anda inginkan. Hal ini dapat memberi anda waktu istirahat dan dapat memperhatikan dengan cermat bayi ketika menyusu

    Cara Menyusui Yang Benar

    Dunia Balita
     1. Tetekkan bayi segera atau selambatnya setengah janin setelah bayi lahir. Mintalah kepada bidan
         untuk membantu melakukan hal ini.
    2. Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum menetekkan.
    3. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan sekitarnya.
    4. Ibu duduk atau tiduran / berbaring dengan santai.
    5. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi:
        - Perut bayi menempel keperut ibu.
        - Dagu bayi menempel ke payudara.
        - Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus.
        - Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu.
    6. Cara agar mulut bayi terbuka adalah dengan menyentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi.
    7. Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan sebagian besar lingkaran/daerah
         gelap sekitar puting susu ke dalam mulut bayi.
    8. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
    Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong tadi.


    Cara Melepaskan Puting Susu dari Mulut Bayi

    Dengan menekan dagu bayi ke arah bawah atau dengan memasukkan jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu.
    Cara Memeras ASI dengan Tangan
    Bidan menganjurkan pada Ibu untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah itu :
    1. Duduklah Ibu seenak/senyaman mungkin.
    2. Pegang/letakkan cangkir dekat dengan payudara Ibu.
    3. Letakkan ibu jari pada payudara diatas puting susu dan areola (bagian lingkaran hitam berwarna
          gelap pada payudara) dan jari telunjuk dibawah payudara, juga dibawah puting susu dan areola.
    4. Tekan ibu jari dan telunjuk kedalam, kearah dada. Ibu tidak perlu menekan terlalu keras, karena
         dapat menghambat aliran air susu.
    5. Kemudian tekanlah payudara Ibu kebelakang puting dan areola antara jari telunjuk dan ibu jari.
    6. Selanjutnya tekan dan lepaskan, tekan dan lepaskan.
        Kegiatan ini tidak boleh menyakiti atau Ibu sampai merasa nyeri.
        Pada awalnya, mungkin tidak ada susu yang keluar, tetapi setelah dilakukan penekanan beberapa kali, ASI akan     mulai menetes keluar.
    7. Tekan areola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk meyakinkan bahwa ASI di tekan dari
          seluruh bagian payudara.
    8. Hindari menggosok-gosok payudara atau memelintir puting susu.
    9. Peras satu payudara sekurang-kurangnya 3-5 menit hingga aliran menjadi pelan; kemudian
         lakukan pada payudara yang satu lagi dengan cara yang sama. Kemudian ulangi keduanya. Ibu dapat
          menggunakan satu tangan untuk satu payudara dan gantilah bila merasa lelah. Memeras ASI
         membutuhkan waktu 20-30 menit. Terutama pada hari-hari pertama, ketika masih sedikit ASI
         yang diproduksi.
    10. Simpan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Street Art Copyright by ADINEVVA Blog.. | Template by ADINEVVA | Blog Trick at adinevva