Tips Agar Bisa Sabar dan Ikhlas dalam Menghadapi Ujian dari Allah
Seringkali
ketika kita mendapatkan suatu permasalahan, kita justru berprasangka
buruk bahwa Allah pilih kasih dan tidak sayang kepada kita. Padahal
supaya permasalahan yang kita hadapi terasa ringan, maka kita harus
menjaga persangkaan yang baik (huznudzan) kepada Allah swt. terhadap
ujian permasalahan yang diberikan pada kita.
Dengan
perasaan positif tersebut kita akan mampu bersabar dan bisa berfikir
jernih untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi.
Kita harus berusaha sabar dan ikhlas.
Pada
umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan
hal yang menyenagkan, tapi saat kita di uji Allah dengan ujian yang
tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan
atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit
menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.
Ujian
kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit,
kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama
hidup di dunia ini.
Perhatikan
firman Allah SWT
berikut ini
“ Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami
telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut
[29] : 2)
Ketahuilah,
sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu
menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada
hakikatnya hanyalah ujian.
Sesungguhnya
dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan
pengampunan dari Allah SWT. Sabda Rasulullah saw: “Tak
seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau
yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah
menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya
sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Ketahuilah
dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah
SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang
menyertainya. Seperti sabda Rasulullah SAW,
“Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang
besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan
menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah
akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula
yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani
dalam as-Shahihah [146]).
Rasulullah
SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan
menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya,
atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan
telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).
Rasulullah
SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian
yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Kita
harus rela menerima segala ketentuan Allah dan
menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam
Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan
penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana
pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS
al-Hadid [57] : 22)
Apabila
kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita
mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun
(sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami
kembali). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali
kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika
ditambah, setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang
menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.”
Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa
di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya
dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918
dari shahabiyah Ummu Salamah.)
Rasulullah
SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu
meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian
mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’
‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka
mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan
oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’
-membaca innaa lillaahi dst-..’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah
untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu
dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani
dalam as-Shahihah [1408]).
Perhatikan
sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Sungguh mengagumkan urusan
seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu
tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia
mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan
kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia
bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR.
Muslim)
Setiap
amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala
kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)
Berikut
ini ada beberapa tips yang insya Allah bisa membuat kita semua
bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat
sekalipun :
1.
Kita harus
percaya pada jaminan Allah bahwa : ”Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(QS Al Baqarah [2] : 286). Allah SWT yang memiliki diri
kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah
memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
Jadikan setiap permasalahan hidup sebagai tantangan dan ajang ujian kenaikan kelas. Allah swt sedang mempersiapkan kita menjadi pribadi yang lebih layak untuk menduduki posisi sosial yang lebih baik.
Jadikan setiap permasalahan hidup sebagai tantangan dan ajang ujian kenaikan kelas. Allah swt sedang mempersiapkan kita menjadi pribadi yang lebih layak untuk menduduki posisi sosial yang lebih baik.
2.
Sebenarnya,
kita semua pasti mampu untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala
keadaan, asalkan kita kuat iman.
3.
Coba kita
tanyakan pada diri kita, saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan,
kesedihan dan atau kehilangan, apa manfaat yang bisa kita ambil kalau
kita tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya? Apakah dengan ”tidak
sabar” dan ”tidak ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan
kenyamanan untuk kita? Atau bisa membuat ujian tersebut tidak jadi
datang atau tidak jadi menimpa kita? Sekarang mari kita pikirkan
kembali, kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak ikhlas, ujian
kesulitan / kesedihan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita
kan? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya
Allah, tidak akan terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan
ingat, dalam sabar, terkandung ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT
terhadap kita, adalah segalanya.
4.
Kita harus
selalu baik sangka kepada Allah SWT dan jangan pernah sekalipun
meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan dan
ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap
apapun keputusan, ketetapan dan pengaturan-Nya. Kalau kita masih
merasa tidak puas dengan semua keputusan, ketetapan, pengaturan dan
ketentuan Allah itu, maka cari saja Tuhan selain Allah.
Perhatikan firman-Nya dalam hadits Qudsi : ”Akulah Allah, tiada
Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan
dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan
ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist
ini diriwatkan oleh al-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui
jalur Abu Hind al-Dari).
Selalu berfikiran
dan bersikap positif dalam memandang segala permasalahan. Jika kita
memancarkan energi positif maka lingkungan pun akan memberikan
feedback positif kepada kita.
5.
Berdo’a-lah
agar kita diberikan kesabaran dan kekuatan untuk bisa memikul
sebesar-besarnya masalah dari pada terus-terusan meminta untuk
dijauhkan dari masalah. Semakin kita terampil memecahkan permasalahan
besar, semakin tinggi kualitas pribadi kita.
Ya
Allah..jadikan kami penyabar dan besabar dengan setiap dugaanMU.
Ya Allah, jadikanlah kami golongan hambaMU yang sabar...
Karena
itu, marilah kita sabar dan ikhlas dalam segala keadaan, yakinlah
bahwa janji Allah pasti benar. Percayalah, sabar dan ikhlas, akan
membuahkan kebahagiaan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar