Anda memasuki Blognya Adinevva silahkan membaca dan berbagi Ilmu

Ibote.net


ibote.net

Me @nD Ibote..

Me @nD Ibote..
Adinevva

Silahkan berbagi ilmu

Minggu, 29 Januari 2012

LTSP


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Linux merupakan salah satu sistem operasi alternatif yang efisien. Sistem operasi yang dapat diperbanyak tanpa harus mengeluarkan biaya pembelian software. Pada saat ini linux sudah sangat memenuhi pasar sebagai suatu sistem operasi yang tidak hanya untuk keperluan server, tetapi juga dapat dipakai untuk keperluan kantor (office). Perkembangan sistem operasi linux yang sangat cepat membuat linux semakin user friendly (mudah didalam pengoperasiannya). Linux merupakan sistem operasi open source gratis, customable (dapat di gunakan dan dapat bekerja pada hampir semua jenis/tipe komputer yang ada saat ini).
Untuk keperluan server, linux merupakan pilihan yang baik sebagai server hosting internet. Yang dimaksud dengan server hosting adalah server yang mampu menampung dan melayani berbagai jasa internet yaitu DNS (Domain Name Server), web, e-mail, FTP, SSH dan database. Selain itu, untuk penggunaannya kita tidak memerlukan komputer tercanggih, minimal processor 385DX dengan 4 Mbytes RAM dan 40 Mbytes hardisk sudah cukup untuk kernel linux.
Jaringan Ltsp sebenarnya sudah diterapkan pada era mikrokomputer, antara lain untuk platform Novell (Netware), Unix dengan dumb terminal ataupun platform lainnya yang memungkinkan.
Pengertian LTSP adalah memungkinkan client yang tidak dilengkapi dengan media penyimpanan, seperti harddisk, CDROM, dan sebagainya untuk dapat digunakan layaknya sebuah terminal dengan menggunakan semua resource yang dimiliki oleh server. Proses diskless akan membantu komputer client untuk dapat mengaktifkan sistem operasi tersebut berupa file kernel yang dieksekusi di sisi komputer client. Setelah proses diskless selesai, dilanjutkan akses melalui jaringan untuk mengeksekusi X-Server di sisi komputer client, sehingga komputer client dapat mengakses semua aplikasi berbasis X-windows.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dalam tugas akhir ini
masalah yang dirumuskan adalah implementasi jaringan LTSP dengan menggunakan ubuntu 10.04 pada perkantoran yang memudahkan administrasi pada suatu instansi tersebut untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan jobdesk yang berlaku diperusahaan tersebut.

1.3 Batasan masalah
Sesuai dengan rumusan yang telah dipaparkan, maka batasan yang diberlakukan dalam
tugas akhir ini adalah implementasi jaringan LTSP dengan menggunakan Ubuntu 10.04 yang mengacu pada konfigurasi dan praktek Ltsp server dan tidak mencakup penginstalan secara global namun tetap mengacu pada konfigurasi setting secara umum. Dan berhubungan dengan aplikasi – aplikasi yang digunakan diperkantoran.

1.4 Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana kita dapat menggunakan komputer lama seperti komputer 486 dapat digunakan kembali sebagai komputer client tanpa menggunakan harddisk, yang dapat mengeksekusi X Server pada Ubuntu 10.04 LTSP

1.5 Metodologi Penyusunan Tugas Akhir
Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : 1. Tinjauan pustaka, mempelajari buku, artikel, dan situs yang terkait dengan perancang- an server ubuntu 10.04 Ltsp.
2. Wawancara, melakukan studi dengan metode wawancara kepada dosen ataupun prak-tisi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini.
3. Pengumpulan data, mengumpulkan data-data yang terkait dengan proyek pembuatan perangkat lunak yang sedang dikerjakan.
4. Implementasi, mengimplementasikan sistem operasi ubuntu 10.04 LTSP pada proyek
pembuatan jaringan yang sedang dikerjakan.
5. Penulisan tugas akhir, dimulai dari pembuatan proposal sampai dengan pembuatan ke- simpulan dari implementasi jaringan LTSP Ubuntu 10.04 yang telah dilakukan.
6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Penulisan tugas akhir ini tersusun dalam 5 (lima) bab dengan sistematik penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penyusun- an tugas akhir, metodologi, dan sistematika penyusunan tugas akhir.

BAB II Landasan Teoritis

Dasar Teori berisi beberapa teori yang mendasari penyusunan tugas akhir ini. Ada - pun yang dibahas dalam bab ini adalah teori yang berkaitan dengan Ubuntu 10.04 LTSP.

BAB III Metode Perancangan

Pada bab ini diuraikan deskripsi dan desain perangkat lunak yang sedang dikembang- kan. Desain perangkat lunak meliputi Software pembuat server beserta software applikasi pendukung.


BAB IV Penutup

Bab Penutup berisi Kesimpulan dan Saran.






BAB II
LANDASAN TEORITIS


2.1 Linux
Linux bermula dari Multics (Multiplexed Information and Computing Service). Sebuah operation system yang digunakan pada komputer-komputer mainframe untuk keperluan server jaringan. Pada tahun tersebut, tepatnya tahun 1965 Multics merupakan satu–satunya OS dengan fasilitas sistem multi user.
Pengembangan Multics ini adalah hasil kerjasama antara Bell Telephone Labs dan MIT. Dua orang staf pengembang perangkat lunak di Bell labs, yakni Ken Thompson dan Dennis Ritchie yang juga pembuat bahasa pemrograman C adalah orang–orang memiliki andil besar pada proyek Multics. Dan software aplikasi pertama yang mereka buat adalah game multi user yang dikenal dengan nama Space Travel. Kemudian berselang beberapa tahun, muncullah Unics/Unix sebagai pengembangan dari Multics.
Sejalan dengan perkembangan waktu, Unix berubah menjadi produk software komersial. Salah satu karyawan dari MIT yang kesehariannya bekerja di laboratorium artificial intelligence MIT (Richard M. Stallman) yang akhirnya memilih untuk tidak bekerja pada lab tersebut memiliki konsep yang berbeda tentang lisensi suatu produk software. Beliau berpendapat bahwa dalam pendistribusian produk software harus memegang azas demokrasi. Sehingga pada tahun 1983 Richard M. Stallman mengumumkan proyek GNU (Gnu’s not Unix). GNU software ini didistribusikan secara bebas di internet dalam bentuk source code sehingga para programmer dapat membaca, memodifikasi, dan mendistribusikan kembali dari versi yang mereka modifikasi tanpa adanya batasan. Stallman bersama rekan–rekan di MIT labs mendirikan Free Software Foundation (FSF) sebagai corporate non-profit yang mempromosikan free software dan menghilangkan pembatasan tentang proses distribusi, modifikasi terhadap suatu produk software.




Free Software Foundation ini memiliki 3 asas penting, yakni :
● Dapat memperbanyak/menyalin GNU software dan menyebarluaskannya secara bebas.
● Jika anda adalah seorang programmer, anda dapat memodifikasi GNU software sejauh yang anda suka karena anda dapat mengakses source codenya.
● Anda dapat mendistribusikan versi pengembangan yang anda buat tanpa adanya bayaran apapun dari orang lain yang menggunakan software tersebut.

Pada awal tahun 1991, FSF telah memiliki seluruh komponen utama dari GNU operation system. Namun satu hal yang belum dimilikinya, yaitu kernel sebagai jantung dari suatu operation system. Linus B. Torvalds, seorang mahasiswa computer science yang telah lama bekerja dengan sebuah kernel Minix buatan Andrew Tannenbaum adalah orang yang memiliki andil besar terhadap GNU/Linux selain Richard M. Stallman. Kernel Minix yang ditulis oleh Andrew Tannenbaum tersebut masih jauh dari kesempurnaan untuk sebuah operation system. Akhirnya, Linus B. Torvalds membuat kernel baru kemudian ia mendistribusikan ke newsgroup/mailing list di internet. Dalam waktu singkat, linus bersama para programmer yang tergabung dalam newsgroup tersebut berhasil membuat kernel yang cukup stabil dan diberi nama Linux (Linus’s Minix). Pada awal tahun 1992 linux sebenarnya telah diintegrasikan dengan GNU software dan menghasilkan suatu operation system yang kita kenal sekarang dengan GNU/Linux. Namun, kernel linux versi pertama sendiri yaitu kernel versi 1.0. baru dirilis pada tahun 1994.
Beberapa alasan menggunakan linux:
● Free Software, artinya anda dapat mengambil source program Linux tanpa harus membayar biaya untuk source program tesebut.
● Open Source, artinya semua listing program dari source code OS tersebut dapat anda lihat dan dapat dimodifikasi tanpa adanya larangan dari siapa pun juga.
● Kestabilan dari program–program Linux yang telah teruji. Sistem anda tidak akan mengalami hang walaupun anda telah menjalankan program tersebut sebulan atau lebih dan tidak perlu melakukan restart.
● Jika anda penggemar film titanic, maka proses pembuatan efek animasi dan renderingnya yang tentu saja membutuhkan komputasi yang cukup kompleks dan sangat rumit ternyata menggunakan bantuan linux.
● Linux merupakan OS cross platform yang dapat dijalankan pada hampir semua jenis/tipe komputer yang ada saat ini.

Saat ini banyak beredar distribusi linux yang namanya relatif sudah banyak dikenal bagi pengguna komputer. Redhat, SuSE, Mandrake, Slackware, dan Debian adalah beberapa dari distribusi besar yang digunakan di Indonesia. Pada prinsipnya Linux itu satu, yakni kernel yang dikembangkan oleh Linux Torvalds dan kawan-kawan. Yang membedakan antar distribusi biasanya berkisar tentang:
- Instalasi
Masing masing distribusi menggunakan metode dan antar muka sendiri-sendiri untuk instalasinya. Bahkan pada beberapa distribusi, sudah mulai menggunakan antar muka grafis untuk membimbing proses instalasinya.
- Aplikasi yang disertainya
Program-program di linux (atau sering disebut sebagai paket) jumlahnya saat ini banyak sekali. Dan masing-masing distribusi, memberikan paket-paket alternatif yang berbeda di samping paket standar yang dapat ditemui hampir di setiap distribusi.
- Program bantu
Hampir di setiap distribusi mempunyai program bantu yang memudahkan pemakai. Misalnya distribusi redhat, menyertakan program rpm (Redhat Package Manager) yang memudahkan pengguna untuk menginstall dan menghapus program binary. SuSE menyertakan YaST (Yet Another Setup Tool) untuk manajemen program dan sistem dan SaX (SuSE advance X-configuration) untuk membantu instalasi X Window. Slackware menyediakan paket pkgtool untuk instalasi dan menghapus program, sementara Debian menyertakan dpkg untuk fungsi yang sama.



2.2 LTSP System
Ltsp computer merupakan penggunaan PC secara beramai-ramai oleh dua user atau client atau lebih. Mungkin lebih tepat dikatakan sebagai dump terminal. Bedanya, dump terminal hanya menggunakan dua buah monitor, ethernet, keyboard dan mouse. Sedangkan diskless computer menggunakan dua buah CPU lengkap atau lebih tetapi tidak menggunakan harddisk. Hanya floppy drive untuk mengaktifkan LTSP (Linux Terminal Server Project) di user PC. Sehingga kinerja server tidak begitu terganggu, atau dengan kata lain resource pada server tidak banyak termakan oleh PS user. Jika diimbangi dengan PC user semakin baik, maka semakin baik pula kinerja PC user tersebut.

Skema ltsp system seperti gambar II.2a

Dengan diskless system, kita bisa menggunakan PC lama dengan lebih cepat seolah-olah PC baru. Hal ini bisa terjadi karena proses kerjanya sebagai berikut :
1. Sebuah PC user yang disambungkan ke server tanpa menggunakan system operasu yang tersimpan di harddisk. Sebagai gantinya, menggunakan bootrom yang terpasang di kartu jaringan atau floppy disk untuk menghubungkan PC user ke server.
2. Penggunaan metode diskless computer berbeda dengan metode dump terminal. Karena pada diskless system, meskipun PC user menggunakan resource pada server namun tidak semuanya, karena tetap dibantu oleh processor dan memory pada client.
3. Tentunya semakin baik PC userakan membantu kinerja server. Demikian pula halnya PC server, semakin tinggi spesifikasi PC server yang digunakan akan semakin baik pula kinerja diskless system.
2.3 CARA KERJA LTSP SYSTEM
Semakin tinggi kinerja kartu jaringan, maka kinerja jaringan diskless computer akan semakin baik pula. Apalagi kartu jaringan yang biasanya disebut ethernet atau LAN card yang berkualitas juga tidak terlalu makal. Cara kerja diskless system secara detail seperti gambar III.1a

1. Sebuah PC user disambungkan ke server tanpa menggunakan sistem operasi di harddisk. Sebagai gantinya, menggunakan bootrom (read only memory yang berisi software untuk booting) pada kartu jaringan. Jika tidak mempunyai bootrom, bisa menggunakan floppy disk untuk menghubungkan PC user yang bersangkutan ke server.
2. Pada saat PC user dinyalakan, BIOS melakukan pencarian expansion rom. Jika PC user menggunakan kartu jaringan dengan eeprom (jenis read only memory yang bisa dihapus dan diprogram secara elektronik), BIOS akan segera mengenalinya dan kemudian melakukan eksekusi dengan menjalankan etherboot (booting melalui jaringan ethernet). Jika kartu jaringan tidak mempunyai eeprom, BIOS kemudian melakukan pencarian pada floppy disk. Pada saat ditemukan program bootrom pada disket, BIOS kemudian melakukan eksekusi dengan menjalankan etherboot.
3. Etherboot akan melakukan pencarian kartu jaringan, jika ditemukan, maka segera melakukan pengenalan atau konfigurasi kartu jaringan.
4. Etherboot kemudian melakukan broadcast ke DHCPD server untuk permintaan akses ke jaringan lokal. Dalam melakukan broadcast ini, PC user juga memberikan alamat MAC kartu jaringan yang terpasang.
5. DHCPD server merespon dengan memeriksa MAC kartu jaringan PC user dan memeriksanya pada file konfigurasi, di direktori /etc/dhcpd.conf. Apakah alamat MAC sesuai dengan yang terdaftar pada server.
6. Jika alamat MAC sesuai, DHCPD server memberikan paket berisi informasi, antara lain :
• alamat IP PC user,
• setting netmask jaringan lokal,
• nama path kernel untuk download,
• opsi parameter menuju pada kernel, melalui perintah kernel.
7. Kode booting pada PC user akan menerima informasi dari DHCP server dan mengkonfigurasi TCP/IP interface dari LAN card sesuai parameter yang telah diberikan.
8. Kode booting kemudian mengirimkan permintaan tftp ke server, untuk memulai mengambil kernel dari server pada direktori /tftpboot/lts.
9. Setelah kernel diambil oleh PC user, program booting kemudian mulai menjalankan kode kernel yang diambil dari server melalui tftp tersebut.
10. Kernel kemudian dijalankan untuk melakukan inisialisasi sistem dan mengaktifkan driver perangkat keras pada komputer terminal.
11. Kernel akan memberikan semua permintaan pengiriman DHCP pada jaringan. Kode booting tidak memberikan informasi pada kernel, tetapi kernel meminta informasi pada dirinya sendiri.
12. Server akan memberikan tanggapan dengan mengirimkan paket informasi lainnya, yang dibutuhkan kernel untuk dapat melanjutkan proses. Bagian dari informasi yang diberikan adalah :
• Alamat IP dikirim pada komputer terminal (ip=).
• NETMASK setting untuk jaringan lokal (sm=).
• Mengaitkan direktori root melalui NFS (rp=).
• Gateway (gw=).
• DNS server (ds=).
13. Hostname komputer terminal (nama hostname dimasukkan pada bagian pertama dalam bootptab). Kemudian root filesystem akan di mount melalui NFS dengan mode read only. Hal ini untuk mencegah terjadinya modifikasi terhadap root filesystem yang dipakai secara bersama-sama oleh banyak komputer terminal.
14. Kemudian kernel akan membaca init atau program awal sebuah sistem operasi (Linux).
15. Init akan membaca file /etc/inittab dan memulai setting up environment.
16. Salah satu baris penting dalam file inittab adalah perintah rc.local. Skrip rc.local tersebut akan dijalankan di komputer terminal sebagai bagian dari sysinit.
17. Script rc.local kemudian mengaktifkan ramdisk sebesar 4 MB untuk semua kebutuhan menulis dan memodifikasi setiap saat.
18. Ramdisk ini kemudian dikaitkan dalam direktori /tmp. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang untuk menulis bagi beberapa program yang dijalankan. Selain itu beberapa symbolic links juga akan dibuat. Sebagai contoh, jika komputer terminal berjalan, komputer terminal akan mencoba untuk memodifikasi permissions dalam /dev/tty0 dari bagian device. Jika bagian device ada dalam direktori /dev, permissions tidak bisa memodifikasi karena sistem file root adalah hanya bisa dibaca. Jadi, dibutuhkan symbolic links untuk semua file dan membuat actuals files atau node dalam direktori /tmp (berisi file sementara dan dapat ditulis atau diedit).
19. Proses dilanjutkan dengan melakukan mounting sistem file /proc (sistem file semu yang dapat ditulis diatas memory). Direktori /proc ini berisi file-file informasi system.
20. Sistem kemudian akann mengaktifkan konfigurasi loopback network interface atau jaringan dalam sebuah komputer tanpa menggunakan kartu jaringan.
21. Beberapa direktori dan file kemudian akan terbentuk dalam direktori /tmp yang akan digunakan oleh beberapa program yang dijalankan pada system berjalan. Direktori-direktori tersebut antara lain adalah :
• /tmp/compiled
• /tmp/var
• /tmp/var/run
• /tmp/var/log
• /tmp/var/lock
• /tmp/var/lock/subsys
22. File /etc/XF86Config akan terbentuk dengan cara membuka konfigurasi LTSP di file /tftpboot/lts/ltsroot/etc/lts.conf. Di dalam file konfigurasi tersebut terdapat informasi tentang tipe mouse, dan X parameter beserta kombinasi lain.
23. Kemudian skrip /tmp/start_ws akan terbentuk. Skrip ini akan menjalankan X server pada komputer terminal. Ketika menjalankan Xserver, maka skrip ini juga mengirim XDMCP query ke XDM server. Pengiriman ini sesuai dengan konfigurasi di /tftpboot/lts/ltsroot/etc/lts.conf
24. File /tmp/syslog.conf akan terbentuk. File ini akan memberikan informasi konfigurasi yang dibutuhkan oleh syslog, sesuai konfigurasi di lts.conf. File /tmp/syslog.conf ini kemudian akan dibuat symbolik link ke /etc/syslog.conf.
25. Kemudian syslog berjalan sesuai dengan konfigurasi /etc/syslog.conf yang merupakan simbolik link /tmp/syslog.conf tersebut.
26. Kendali kemudian dikembalikan pada init. Init akan melihat baris initdefault, yang menentukan sistem akan dijalankan pada runlevel mana saja.
27. Selanjutnya ltscore menjalankan init 2. Runlevel 2 akan menyebabkan system menjalankan skrip set_runlevel, skrip ini membaca lts.conf dan menentukan workstation itu akan berjalan pada init yang telah ditentukan.
28. Standar run levels untuk LTSP adalah 3,4,5 dengan keterangan sebagai berikut :
• 3 - Akan menjalankan shell, sangat berguna untuk melakukan debugging.
• 4 - Ini akan menjalankan satu atau lebih sesi telnet dalam mode teks.
• 5 - Mode grafik. X Windows akan dijalankan. Setelah X server dijalankan workstation (melalui skrip /tmp/start_ws), kemudian mengirimkan XDMCP query ke server. Pengiriman query ini akan memunculkan layar login ke server. Untuk itu perlu menjalankan Display Manager seperti XDM, GDM atau KDM pada sisi server. Jika user login, maka proses akan dijalankan pada server, tapi display output dari proses tersebut akan ditampilkan pada PC user.





2.4 SETTING LTSP SERVER
Secara default, jika kartu jaringan sudah dikenal Linux saat instalasi jika no IP, nama domain serta alamt gateway sudah dimasukkan dengan benar. Tidak perlu repot untuk melakukan konfigurasi ulang LTSP atau Diskless Server. Gambar III.2.menunjukkan skema diskless server yang memiliki dua kartu jaringan, satu terhubung ke internet, yang lain terhubung ke jaringan diskless client.



Namun ada sedikit langkah yang harus dilakukan agar PC client bisa berjalan dengan baik. Adapun langkah-langkahnya adalah sbb :
1. Pastikan mencatat semua MAC Address kartu jaringan yang terpasang pada PC user. MAC Address biasanya sudah tercatat pada sebuah stiker di LAN card. Jika tidak ada, ikuti langkah kedua, yaitu nyalakan komputer, aktifkan kartu jaringan dengan memakai sistem operasi Linux (misal dengan memakai sistem operasi Linux (misal dengan perintah ifconfig atau arp) atau windows (misal dengan perintah winipcfg).

[root@adi root]# if config
eth0 Link Encap Ethernet Hwaddr 00:0A:EB:0D:9A:7D
inet addr:10.10.10.1 Bcast: 10.10.10.255
Mask: 255.255.255.0
[root@adi root]# arp
Address Hwtype HW address Flags Mask
Iface
10.10.10.1 ether 00:0A:EB:)0D:9A:7D C
eth0
10.10.10.2 ether 00:10:5A:A9:D7:9F C
eth0

Dengan perintah ifconfig atau arp, IP 10.10.10.1 mempunyai MAC address 00:0A:EB:0D:9A:7D. IP address 10.10.10.2 mempunyai MAC address 00:10:5A:A9:D7:9F, dan seterusnya. Catat informasi ini, simpan file saja supaya mudah.
2. Jalankan PC server sehingga muncul tampilan prompt dalam mode grafik.
3. Pindahlah ke konsol dengan mengetikkan menekan tombol secara bersamaan:
[Ctrl + Alt + F1]
4. Lakukan login sebagai root, dengan mengetikkan root dan mengisikan password seperti contoh di bawah ini :
login: root
password: password (ganti dengan password anda)
5. Berpindahlah ke direktori /etc/, dengan mengetikkan root dan mengisikan sintaks perintah berikut ini :
[root@server:~] # cd /etc/
6. Edit file /etc/dhcpd.conf, dengan editor kegemaran anda. Misalnya, gunakan vi dengan mengetikkan sintaks dengan perintah sbb:
[root@server:etc] # vi dhcpd.conf
7. Lakukan editing pada baris kalimat di bawah ini (aslinya) :
host ws001 { hardware ethernet 00:D0:09:30:6A:1C;
fixed-address 10.10.10.1;
filename “/lts/vmlinuz.ltsp”;
option option-128 E4:45:74:68:00:00;
option option-129 “NIC=8139”;
}
8. Berilah tanda pagar [#], di depan baris kalimat option. Fungsi option disini bilamana PC client memiliki lebih dari satu kartu jaringan.
9. Gantilah alamat pada baris kalimat hardware ethernet sesuai dengan MAC address kartu jaringan pada PC client.
10. Pada contoh ini, kami menggunakan alamat MAC 00:0A:EB:0D:9A:7D. Bilamana anda sudah selesai, maka hasilnya akan sesuai dengan contoh di bawah ini (setelah diedit).
host ws001 { hardware ethernet 00:0A:EB:0D:9A:7D;
fixed-address 10.10.10.1;
filename “/lts/vmlinuz.ltsp”;
#option option-128 E4:45:74:68:00:00;
#option option-129 “NIC=8139”;
}
11. Lakukan hal yang sama pada klien lainnya (host ws002, host ws003, dan lain-lainnya).
12. Simpan hasil pekerjaan anda, dengan mengetikkan sintaks perintah sebagai berikut, setelah menekan tombol Esc:
:wq
13. Jalankan ulang service dhcpde, ketikkan sintaks perintah berikut ini:
[root@sever:etc] # /etc/init.d/dhcpd restart

2.5 SETTING LTSP CLIENT
Untuk membuat diskless client caranya sederhana. Anda tidak perlu pindah ke PC user. Pertama, anda harus masih tetap di PC server dan melakukan beberapa langkah berikut ini :
1. Pada konsol, lakukan login sebagai root:
login : root
password : (ganti dengan password anda)
jika login sebagai user biasa atau menggunakan X Window, masuk ke root dengan mengetikkan perintah sebagai berikut pada konsol:
[user@server:~] $ su -1 root
password : (isi dengan password anda)
2. Selanjutnya pindah ke direktori /tftpboot/lts/boot/bootroms, dengan mengetikkan perintah :
[root@server:~] # cd /tftpboot/lts/boot/bootroms
3. Persiapkan minimal 1 PC diskless yang akan digunakan sebagai klien.
4. Ambil sebuah disket baru atau bekas. Boleh disket rusak asal telah dilokalisir bad sector-nya dan minimal pada 32 KB sector pertama masih bagus untuk merekam image booting pada PC diskless.
5. Buatlah bootrom disk, dengan cara:
a. Cari file yang mempunyai ekstensi .lzdsk.
b. Masukkan disket ke floppy drive.
c. Lakukan pembuatan disket bootrom dengan cara sebagai berikut:

cat [nama_driver_kartu_jaringan] > /dev/fd0 [ENTER]

Misalnya ingin membuat image pada floppy dengan kartu jaringan rtl8139, gunakan perintah sebagai berikut :

[root@server:bootroms] # cat rtl8139.lzdsk > /dev/fd0

Setelah itu, tinggal memasukkan disket tersebut ke PC user. Jika MAC address kartu jaringan sudah dimasukkan ke server dan diberi IP address tertentu, klien yang menggunakan artu jaringan ini akan mendapatkan IP tersebut.












BAB III
METODE PERANCANGAN


Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Tahap pengumpulan data

Metode pengumpulan data (survey) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur.
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan- bacaan yang ada kaitannya dengan judul Tugas Akhir.
b. Observasi.
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.
c. Interview (wawancara).
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.

2. Menganalisa hasil survey

Mengolah, mengelompokkan, dan meneliti segala informasi yang diperoleh pada saat survey untuk kemudian dapat dijadikan patokan penentuan tentang hal-hal yang dibutuh- kan oleh pembuatan file server.

3. Menentukan hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek.

Setelah informasi di analisa, saat ini informasi itu sudah harus mampu memberikan keterangan tentang hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk pembuatan file server.


4. Tahap Perancangan jaringan Ubuntu 10.04 LTSP.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Rancang Topologi Logis
Dalam tahap ini server dirancang dengan aliran data yang akan di implementasikan :
1. Letak dan ukuran dari broadcast dan collision domains
2. Skema untuk IP addressing (Pengalamatan Internet Protocol)
3. Skema Penamaan
4. Konfigurasi Sharing (bagi pakai)
5. Permission (Hak Akses)
b. Rancang Topologi Fisik
Dalam tahap ini tata letak komponen – komponen jaringan diatur sedemikian rupa
sehingga efektif.
1. Lokasi fisik dari peralatan seperti switch, dan host (komputer dll )
2. Bagaimana peralatan tersebut saling terkoneksi
3. Jalur dan panjang kabel / media transmisi lainnya
4. Konfigurasi hardware seperti host dan server
5. Implementasi
Dalam tahap ini dapat dilakukan beberapa tindakan yang terdiri dari:
a. Menerapkan rencana implementasi;
b. Melakukan kegiatan implementasi;
c. Tindak lanjut implementasi.









LAMPIRAN 1


Estimasi Anggaran dan Biaya




A. Seperangkat komputer untuk server dengan spesifikasi :



1. Pentium IV 2.66 GHZ

2. Motherboard

3. DDR 512 MB

4. Hard Disk 80 GB

5.VGA & Sound Card On Board

6. DVD-R 52X

7. FDD 1 ,44 MB


Harga Rp.2.000.000,00

B . SWITCH Rp. 200.000,00


C. 2 buah ETHERNET CARD @ Rp.35.000,00 = Rp. 70.000,00


D . KABEL UTP + KONEKTOR RJ45 Rp. 30.000,00


E. CD Software Ubuntu 10.04 LTSP Rp. 20.000,00


Total Rp.2.320.000,00






LAMPIRAN 2





RENCANA PENGAJUAN TUGAS AKHIR

NO
KEGIATAN SEPT OKT NOV DES
1 PENGAJUAN PROPOSAL TA

2
BIMBINGAN TA
3
PENGAJUAN TA
4 SIDANG

































DAFTAR PUSTAKA




Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer Semarang dan Penerbit Andi. Mari Mengenal Linux. Andi Offset (Penerbit ANDI). Yogyakarta,
2005.

Sofyan, Ahmad. 2001. Domain Controller. diakses pada 29 Januari 2009, dari http://sdn.vlsm.org/share/ServerLinux/node69.html.

Muslimah210. 2006. Our Services - Linux Solusi. diakses pada 29 Januari 2009, dari http://forum.himatif.or.id/viewtopic.php?f=17&t=947.

Komunitas Ubuntu Indonesia. Ihwal Ubuntu. diakses pada 29 Januari2009 dari http://www.ubuntu-id.org/.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Street Art Copyright by ADINEVVA Blog.. | Template by ADINEVVA | Blog Trick at adinevva